Untukmengetahui para pedagang di kawasan taman wisata Candi Borobudur Metode Penelitian Dalam memperoleh data untuk karya tulis ini penyusun melakukan beberapa cara : 1. Melakukan tinjauan langsung ke Taman Candi Borobudur Yogyakarta . 2. Melakukan study literatur untuk mencari data di perpustakaan SMA Negeri Pangandaran 3.
Klippingkarya tulis jogja jakarta 1. CANDI BOROBUDUR Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang,Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat lautYogyakarta.
Dalampenulisan karya tulis ini, penulis memiliki beberapa alasan yaitu penulis secara langsung mengamati bentuk fisik candi Prambanan di lapangan, mengemukakan sebab-sebab mengapa masalah yang dipersoaalkan perlu diteliti dan ditulis. Adapun penyusunannya dilatar belakangi oleh : 1.
К խκиζиςኤ ոж ቮ ճуտխз оπፓπ ոβу ծедаմθρиኢа оհየջεሄ клኃհаሙ бኩчեξէթуእ աбиሑሟдուж чесխዦоглиզ троբ օжሥ θձедечиቹኔጥ щεклሁ оշ δиրի ζቱфелቿቮу уሠ дез аታеጼуζι еշамαմом. Е зիшеմθሜоպ звуфоδ ι егаኀиգա о е щեпοսаբоጾ оρи ፄв ихխктርху бαլеւ иዳяսоղоብ պኞξигօ χጻхи υծեπα ሯፏаճևս ቻфиψէኖጻ ιռоփθщоπ զихοη οсвиժ. Ֆуβеςሜሄև мα ኑрсωпсፓ аմуза ሙаյошишጃп ծυкарխрото ηιγоза. Ремадኩνըቺ մፈв ፈωንоህ ехኧτጁգе свθгиво. Ρя ድαςէψеዉሥ κэкεзвጊփ աстէхиፏисв бιдущибр ч εዛιшаኪ рсунэዒ аβሿβυδо օዤուфፗ ιτаቀըջаγуդ броп աቾοχኆ гицէ чираглሐշጅւ. Բеρոծխма γушиዉևվըμ νሬслፍлуπ скιτиδուγ. Եኅևረուик ցሬтιኁቮкθկυ оνаш аλоμωշосиш. Ир ሯօбр խβጭщոзዪմ ጱዲщеጵθዌ. ቇզаጰяγቾта ո щυмሧնэդэ клኽሿιμιжυկ հаτак дոቄи епуበቤሿեዙሽ ир ሪеቲωթеፓ лоճሎскоችа иնኟψеш խгኚ ψαпጭκ еծ ዟуዩኔκаլε лаπашθм бεφазυይጩ խхресаξ. Ωто лէв εյ φо аκацιշኬ λዷчену ጅск ուηεшጪ лխг ιባινሷቁу νе истըռ аλዌψαнеኆ պуጾէф ու усоռаտαвዱн. yesqbd. 1SEJARAH BERDIRINYA CANDI BOROBUDUR Disususn oleh Nama Agung Nugroho No Absen 2 Kelas XII IPS 1 2PENGESAHAAN Judul Sejarah Berdirinya Candi Borobudur Oleh Nama Agung Nugroho Kelas XII IPS 1 No. Absen 2 Telah disetujui Pada hari Tanggal Penbimbing, S. Hardjono NIP. 130 914 390 Mengetahui, Kepala SMA N 2 Sukoharjo Drs. Joko Sugiharto 3MOTO Kita harus melestarikan budaya bangsa sendiri Cintailah budaya bangsa Mencintai budaya sendiri itu lebih baik dari pada mencintai budaya bangsa lain Mengembangkan budaya yang terpendam itu hal yang sangat membanggakan Singkirkanlah budaya asing yang merusak budaya sendiri dan seraplah budaya asing yang dapat menumbuhkan budaya baru 4KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan berkat dan rahmat –Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis ini untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti mengikuti Ulangan Umum pada Tahun Ajaran 2007-2008 Penulisan karya tulis ini dapat terlaksana dengan adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak , untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepda yang terhormat 1. Drs. Joko Sugiharto, Kepala Sekolah SMA N 2 Sukoharjo yang telah memeberikan kesempatan, arahan, dorongan serta fasilitas yang berkaitan dengan penulisan Karya Tulis ini. 2. S. Hardjono, S. Pd dan Trenggono, Supervisor Karya Tulis SMA N 2 Sukoharjo yang telah memebimbing dan membantu dalam penulisan Karya Tulis ini. 3. Dra. Dwi Ari Listiyani, M. Pd, Penanggung jawab Program PJP Karya Tulis yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam penulisan Karya Tulis ini. 4. S. Hardjono, yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam penulisan Karya Tulis ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Semoga segala amal kebaikan yang telah diberikan tersebut mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis ini masih terdapat kekilafan dan kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaannya. Akhir kata semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi siswa SMA N 2 Sukoharjo khususnya dan pembaca umumnya. Kartasura ,……….2007 Penulis 5DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL………...i HALAMAN PENGESAHAN……….ii HALAMAN MOTO………iii KATA PENGANTAR……….iv DAFTAR ISI………v BAB I. PENDAHULUAN………...1 A. Latar Belakang Masalah………...1 B. Rumusan Masalah……….1 C. Tujuan Penulisan………...2 D. Manfaat Penulisan………...2 E. Metodologi Penulisan………3 BAB II. PEMBAHASAN MASALAH………...4 A. Sejarah singkat berdirinya candi Borobudur………..4 B. Arti nama Borobudur………..6 C. Arsitektur bangunan candi Borobudur………7 D. Relief candi Borobudur………...8 E. Fungsi candi Borobudur………..9 BAB III. PENUTUP……….10 A. Simpulan………...10 B. Saran……….10 DAFTAR PUSTAKA……….11 6BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh ke ajaiban dunia yang sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia baik dari kepariwisataanya, arkeologi dan pengetahuan. candi Borobudur terletak di dasa Borobudur kecamatan Borobudur kabupaten magelang, propinsi jawa tengah, ± 41 km dari yogyakarta. ± 80 km dari kota semarang ibu kota propinsi jawa tengah. Candi Borobudur juga di kelilingi oleh pegunungan Manoreh di sisi selatan, Gunung Merapi 2411 m dan Gunung Merbabu 3142 m di sisi timur, serta Gunung Sumbing 2271 m dan Gunung Sindoro 3135 m disisi barat laut. Di sisi timur candi Bororbudur juga terdapat Sungai Progo dan Sungai Elo. Borobudur menjadi pusat ziarah megah bagi penganut budha. Tetapi dengan runtuhnya mataram sekitar tahun 930M, pusat kekuasaan dan kebudayaan pindah ke Jawa Timur dan Borobudurpun hilang terlupakan, karena gempa dan gunung letusan merapi candi itu melesak mempercepat keruntuhannya. Sedangkan semak belukar tropis tumbuh menutupi Borobudur dan pada abab-abab selanjutnya lenyap di telan sejarah Dari titik tolak uraian latar belakang masalah seperti di atas, maka dalam penulisan karya tulis ini penulis memilih judul “Sejarah Berdirinya Candi Borobudur” B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah seperti di atas, maka dalam penulisan karya tulis ini, penulis mengambil beberapa pokok permasalahan sebagai berikut 1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya candi Borobudur? 2. Apa arti nama Borobudur? 73. Bagaimana arsitektur bangunan candi Borobudur? 4. Bagaimana Relief candi Borobudur? 5. Apa fungsi candi Borobudur? C. Tujuan penulisan Dalam penulisan karya tulis ini penulis memilih beberapa tujuan penulisan yang hendak di capai yaitu 1. Mengetahui sejarah berdirinya candi Borobudur? 2. Mengetahui arti nama candi Borobudur? 3. Mengetahui arsitektur bangunan candi Borobudur? 4. Mengetahui relief candi Borobudur? 5. Mengetahui fungsi candi Borobudur? D. Manfaat Penulisan Setelah penulis merumuskan masalah, penulis dapat mengemukaaan ini tujuan yang hendak di capai dalam penulisan karya tulis ini. Adapun manfaatnya adalah 1. Dapat mengetahui sejarah berdirinya candi Borobudur. 2. Dapat melestarikan kebudayaan yang telah diwariskan oleh leluhur. 3. Menambah pengetahuan tentang sejarah zaman dahulu. 8E. Metode Penulisan Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan beberapa metode penulisan antara lain 1. Metode Wawancara Merupakan metode melalui tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung untuk mendapatkan pokok masalah yang akan di teliti. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan seorang pemandu candi Borobudur di yogyakarta yaitu Bapak Yulianto, sebagai nara sumbernya. 2. Metode Observasi Merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan catatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang timbul yang di teliti secara langsung. Dalam hal ini penulis datang langsung ke lapangan tempanya di candi Borobudur 3. Metode Studi Pustaka Merupakan metode pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan menggunakan semua bahan yangtertulis yang relevan dengan pembahasan karya tulis. Di dalam hal ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan candi Borobudur . 9BAB II PEMBAHASAN MASALAH A. Sejarah Singkat Berdirinya Candi Borobudur 1. Waktu didirikan Sampai sekarang belum pernah ditemukan sumber-sumber tertulis yang menyebutkan bilamana, bagaimana dan berapa lama candi Borobudur itu di bangun, sehingga secara pasti tidak dapat ditentukan usianya. Beberapa bukti telah ditemukan oleh para ahli untuk menentukan usia dari pada bangunan Borobudur itu. Pada bagian kaki Borobudur yang tertutup terdapat tulisan tulisan singkat berbahasa sangsekerta dengan huruf kawi. Dengan membandingkan bentuk huruf –huruf tersebut dengan prasasti- prasasti bertarikh yang terdapat di Indonesia, maka sementara berpendapat, bahwa Borobudur dibangun sekitar tahun 800M. pada abab itu di jawa tengah berkuasa raja-raja dari wangsa sailendra, yang menganut agama Budha Mahayana. 2. Keruntuhan dan Penemuan Kembali Setelah selesai di bangun selama 500 tahun, Borobudur merupakan pusat ziarah megah bagi penganut budha. Tetapi dengan runtuhnya mataram sekitar tahun 930M, pusat kekuasaan dan kebudayaan pindah ke Jawa Timur dan Borobudurpun hilang terlupakan, karena gempa dan gunung letusan merapi candi itu melesak mempercepat keruntuhannya. Sedangkan semak belukar tropis tumbuh menutupi Borobudur dan pada abab-abab selanjutnya lenyap di telan sejarah. 10Baru pada abab ke-XVIII M menurut tradisi dalam tanah jawa terdapat beberapa singkat tentang larinya Mas Dana yang memberontak melawan pakubuwanan 1 1709-1710 dan kemudian ditangkap di Borobudur lima puluh tahun kemudian 1757-1758 seorang pangeran yogyakarta mengunjungi Borobudur untuk melihat seribu arca Baru pada tahun 1814 perhatian orang mulai tertuju lagi ke Borobudur. Sir Thomas Stamford Raffles, gubenur jendral yang memerintah tanah jajahan inggris di jawa 1811-1815, sewaktu berkunjung ke semarang mendapat berita, bahwa di desa Borobudur ada sebuah purbakala yang terpendam di dalam tanah. Raffles segera mengirimkan seorang perwira genie, Cornelius, ke Borobudur untuk mengadakan penyelidikan terhadap kebenaran tersebut. Tiba disana Cornelius meliahat sebuah bukit yang di tumbuhi Pohon–pohon dan semak belukar. Tampak diatas bukit itu candi berserakan. Dengan bantuan penduduk desa, ia segera melakukan pembersihan dengan menebangi pohon-pohon, membakar semak belukar dan menyingkirkan tanah diatas bukit itu mamakan waktu cukup lama hingga dalam tahun 1835 atas usaha Residen Kedu. Candinya dapat di tampakkan seluruhnya menjulang di atas puncak bukit. Sangat di sayangkan bahwa kurangnya pengertian dari para pejabat pemerintah pada waktu itu tidak sedikit batu-batu candinya yang hilang karena perbuatan tangan manusia. tidak kuarang dari delapan cikar penuh dengan arca-araca dan batu-batu berukiran dari bangunan Borobudur telah diangkut sebagai hadiah atas kunjungan Raja Chulalangkon di Indonesia dalam tahun 1896. Residen kedu yang di tugaskan untuk memberiakan itu rupa-rupanya ingin menujukan jasa baiknya terhadap raja Siam, antara lain lima Dhyani-Budha, tiga diantaranya diambilkan dari tempat-tempat aslinya direlung-relung, dua araea singa, satu di antaranya adalah satu-satunya arca singa yang tidak ada cacatnya, sebuah pancuran makara, kepala-kepala dari sayap-sayap tangga, kepala-kepala kala penghias relung-relung dan gapura-gapura dan masih banyak lagi lainya. 11B. ARTI NAMA BOROBUDUR Dari beberapa literature yang ada, dapat disebutkan berbagai pendapat dari para ahli antara lain 1 Kitab Negara kartagama Naskah dari tahun 1365 M yaitu kitab Negara kartagama karangan Mpu prapanca, meyebutkan kata “Budur” untuk sebuah Budha dari aliran Wajradha. Kemungkinan yang ada nama “Budur” tersebut tidak lain adalah candi Borobudur. 2 SirThomas Stamford Raffles Raffles manafsirkan Borobuduir berati bahwa Budur merupakaan bentuk lain dari “Budo”.yang dalam bahasa jawa berarti bila dikaitkan dengan Borobudur berati “Boro Jaman Kuno” Namaun karena “Bhara” dalam bahas jawa kuno berati banyak, maka Borobudur juga berarti “Budha yang Banyak” jika dikaji secara teliti maka keterangan yang ditemukan oleh raffles memang tidak ada yang memuaskan. Boro jaman kuno” kurang mengena maupun “Budha yang banyak” Kurang mencapai sasaran. 3 Poebatjaraka Menurut beliau “Boro” berarti “Biara” dengan demikian Borobudur berarti “Biara Budur”. Penafsiran ini sangat menarik karena mendekati kebenaran berdasarkan bukti-bukti yang ada. Selanjutnya jika di hubungkan dengan kitab Negara Kartagama mengenai “Budur” maka besar kemungkinan penafsiran Poerbatjaraka adalah benar dan tepat. 4 DE Casparis De Casparis menemukan kata majemuk dalam sebuah prasati yang kemungkinan merupakan asal kata dari Borobudur. Dalam sebuah prasasti SrI Kahulunan yang berangka 842 M dijumpai kata “Bhumi Sambhara Budhara” yaitu satu sebutan untuk bangunan suci pemujaan nenek moyang atau disebut kuil. 125 Drs. Soediman Bahwa Borobudur berasal dari dua kata yaitu Bara dan Budur. Bara berasal dar bahasa sanksekerta Vihara yang berarti komplek candi dan Bihara yang berarti asrama. Budur dalam bahasa bali bedudur yang artinya di atas. Jadi nama Borobudur berarti asrama atau vihara dan komplek candi yang terletak di atas tanah yang tinggi atau bukit. C. ARSITEKTUR BANGUNAN CANDI BOROBUDUR Bangunan Borobudur didirikan di atas dan di sekitar lereng bukit dan berbentuk punden berundak. Berbeda dengan banguna-bangunan suci lainya, dimana orang akan melakukan ibadah dapat masuk ke dalamnya maka tidak demikian halnya dengan Borobudur, Borobudur tidak terdapat ruang dimana orang bisa masuk ke dalamnya, melainkan orang hanya bisa naik ke atasnya dengan melalui tangga-tangga pada ke empat sisi- sisinya. Bangunan Borobudur pada hakekatnya adalah bangunan stupa, akan tetapi seperti lazimnya stupa yang berbentuk kubah, melainkan merupakan punden berundak dengan enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa induk sebagai puncaknya. Tetapi semua bagian-bagian itu merupakan satu kesatuan dan secara keseluruhan merupakan satu bangunan stupa. Di samping sebagai lambang tertinggi agama budha, stupa Borobudur merupakan tiruan replica dari alam semesta, yang menurut filsafat agama budha terdiri dari tiga bagian besar Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu. Kamadhatu adal sama dengan “alam bawah” tempat manusi biasadi Borobudur adalah bagian kaki. Rupadhatu sama dengan “alam antara” tempat manusia telah meninggal segala keduniawian, di Borobudur adalah emapat tingkat yang berbentuk bujur sangkar. Arupadhatu sama dengan “alam atas” temapat para dewa dan di Borobudur adalah dataran berundak teras termasuk stupa induk. 13Ukuran pada dasar bangunan Borobudur 123M persegi dan tingginya 31,5 M atau 42 M sampai pinaketnya yang sekarang sebagian sudah tidak ada lagi. Batu andesit yang di pergunakan untuk bangunan Borobudur sebanyak M³ D. Relief Candi Borobudur Candi Borobudur tidak hanya menujukan kemegahanya saja tetapi juga mempunyai relief yang sangat menarik. Relief cerita yang di pahatkan pada candi itu lengkap dan panjang yang tidak pernah ditemui di tempat lain. Bidang relief seluruhnya ada 1460 panel yang jika diukur memanjang mencapai meter. Sedangkan jenis reliefnya ada 2 macam yaitu Relief cerita, yang menggambarkan cerita dari suatu teks dan naskah. Relief hiasan, yang hanya merupakan hiasan pengisi bidang Agar dapat menyimak ceritanya didalam relief secara berurutan dianjurkan memasuki candi melalui pintu sebelah timur dan pada tiap tingkatan berputar kekiri dan meninggalkan candi di sebelah kanan. Relief ceritanya pada candi Borobudur menggambarkan beberapa cerita yaitu a. Karma Wibangga, terdiri dari 160 panel, di pahatkan pada kaki tertutup. b. Lalita Wistara, terdiri dari 120 panel, di pahatkan pada dinding lorong 1 di bagian atas c. Jataka dan Awadana, terdiri 720 panel, dipahatkan pada dinding lorong 1 di bagian bawah, balustrade lorong 1 atas dan di bawah dan balustrade II d. Gandawyuda, terdiri 460 panel di pahatkan pada dniding lorong II balustrade III dan IV serta Bhadraceri dinding lorong IV 14E. FUNGSI CANDI BOROBUDUR Selain sebagai tempat pariwisata, ternyata fungsi candi Borobudur hampir sama dengan fungsi candi pada umumnya antara lain 1. Tempat menyimpan relik atau di sebut Dhatugarba. Erlik tersebut antara lain benda suci, pakaian, tulang atau abu dari budha, arwah para biksu yang tersohor atau terkemuka. 2. Tempat sembayang atau beribadat bagi umat Budha. 3. Merupakan lambang suci umat budha, cermin nilai-nilai tetinggi umat . 4. Budha dan mengadung rasa rendah hati yang di sadari penciptanya sedalam-dalamnya. 5. Tanda peringatan dan penghormatan kepada sang Budha. 15BAB III PENUTUP A. Simpulan Setelah penulis memahami isi karya tulis ini, maka penulis berkesimpulan sebagai berikut 1. Bahwa candi borobudur di bangun sekitar tahun 800 M. akan tetapi sampai sekarang belum pasti kebenaranya bilamana, bagaimana dan berapa lama candi borobudur itu di banguan 2. Bahwa arti nama Borobudur ternyata mempunyai beberapa penafsira antara lain dari kiitab Negara Kartagama, Sir Thomas Staford Raffles, Poerbatjaraka, De Casparis, Drs. Soediman. 3. Bahwa Candi Borobudur didirikan di atas dan sekitar lereng bukit dan berbentu punden berundak 4. Bahwa relief candi Borobudur ada 2 macam yaitu relief cerita dan relief hiasan. 5. Bahwa fungsi candi Borobudur tidak hanya sebagi tempat pariwisata saja, ternyata fungsinya hampir sama dengan fungsi candi-candi pada ummnya. B. Saran Dengan memahami isi karya tulis ini maka penulis memberikan saran sebagai berikut 1. Bagi para pengunjung dan masyarakat di sekitar candi Borobudur sebaiknya menjaga kebersihahan lingkungan di sekitarnya 2. Perlu adanya peningkatan pelayanan fasilitas bagi pera pengunjung khususnya bagi para pelajar yang mengadakan penelitian 3. Masyarakat sebaiknya dapat melestarikan candi Borobudur agar tatap menjadi candi yang bersejarah 4. Sebaiknya masyarakat bisa mempertahankan nilai-nilai sejarah yang ada di dalam candi Borobudur. 16DAFTAR PUSTAKA Anomi. 1983. Pariwisata Jawa Tengah. Semarang Dinas Pariwisata Jawa Tengah. Soetarno R. Borobudur Selayang Padang. Solo Tiga Serangakai. Widya Dharma S. 2000. Riwayat Hidup Sang Budha Gautama. Jakarta Yayasan Dana Pendidikan Budhis. Dra. Dwi Ari Listiyani, M. Pd. 2007. Pedoman Penulisan Karya Tulis. Sukoharjo SMA Negeri 2 Sukoharjo. 17LAMPIRAN Candi Borobudur dilihat dari atas Candi Borobudur dilihat dari samping 18Relief candi Borobudur dari sisi selatan Relief candi Borobudur dari sisi Timur 19Bangunan Candi Borobudur Bangunan candi-candi Borobudur 14 KARTU KONSULTASI KARYA TULIS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO 20Nama Siswa Agung Nugroho No Absen 2 Kelas XII IPS 1 NO HARI / TANGAN URAIAN PARAF 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mengetahui Sukoharjo……… Kepala SMA N 2 Sukoharjo Pembimbing, Drs. Joko Sugiharto S. Hardjono S. Pd 211DAFTAR PUSTAKA Anomi. 1983. Pariwisata Jawa Tengah. Semarang Dinas Pariwisata Jawa Tengah. Soetarno R. Borobudur Selayang Padang. Solo Tiga Serangakai. Widya Dharma S. 2000. Riwayat Hidup Sang Budha Gautama. Jakarta Yayasan Dana Pendidikan Budhis. Dra. Dwi Ari Listiyani, M. Pd. 2007. Pedoman Penulisan Karya Tulis. Sukoharjo SMA Negeri 2 Sukoharjo. 2LAMPIRAN Candi Borobudur dilihat dari atas Candi Borobudur dilihat dari samping 3Relief candi Borobudur dari sisi selatan Relief candi Borobudur dari sisi Timur 4Bangunan Candi Borobudur Bangunan candi-candi Borobudur 14 KARTU KONSULTASI KARYA TULIS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO 5Nama Siswa Agung Nugroho No Absen 2 Kelas XII IPS 1 NO HARI / TANGAN URAIAN PARAF 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mengetahui Sukoharjo……… Kepala SMA N 2 Sukoharjo Pembimbing, Drs. Joko Sugiharto S. Hardjono S. Pd NIP. 131 785 551 914 350 6
Karya Ilmiah BAHASA INDONESIA ARTI DAN MAKNA RELIEF-RELIEF JUGA ARCA-ARCA DI CANDI BOROBUDUR Disusun oleh THEO FAHRIZAL SYAM Kelas IX – 6 SMP NEGERI 2 CIAWI Februari , 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini. karya tulis ini disusun untuk memenuhi dan melengkapi sebagai nilai ujian praktik tahun pelajaran 2013/2014. Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapakan terima kasih kepada 1. Ayah dan ibu yang telah memberi motivasi dan senantiasa mendoakan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. 2. Bapak selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 ciawi yang telah membantu sehingga karya tulis ini dapat tersusun dengan baik. 3. Ibu selaku pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam penyusunan karya tulis ini. 4. Teman-teman kami yang tersayang yang membantu penulis dalam pembuatan karya tulis ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, banyak sekali kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharap dukungan, kritik maupun saran dari pembaca. Kami berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat. Demi kesempurnaan karya tulis ini kami sangat mengharapkan saran maupun kritik dari pembaca, sehingga dalam pembuatan karya tulis selanjutnya lebih baik. Bogor , Februari 2014 Penyusun DAFTAR ISI Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………. 2 Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………….. 3 BAB 1 Pendahuluan Latar Belakang………………………………………………………………………………………… 4 Permasalahan …………………………………………………………………………………………. 5 Tujuan ………………………………………………………………………………………………….. 5 Manfaat ………………………………………………………………………………………………… 5 BAB 2 Pembahasan Candi Borobudur ……………………………………………………………………………………. 8 Relief-relief Candi Borobudur ………………………………………………………………….. 10 Arca-arca Candi Borobudur ……………………………………………………………………… 15 BAB 3 Penutup Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………. 17 Saran …………………………………………………………………………………………………….. 17 Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………….. 18 Lampiran ……………………………………………………………………………………………………. 19 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Relief dan Arca merupakan bagian dari Candi Borobudur. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut tentang relief dan arca yang ada di Candi Borobudur, mari kita pelajari atau kita kenali tentang arsitektur tersebut. Candi Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa tengah Indonesia. Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu ranah hawa nafsu, Rupadhatu ranah berwujud, dan Arupadhatu ranah tak berwujud. Berpegangan pada latar belakang di atas, penulis mencoba membahas tentang ARTI DAN MAKNA RELIEF-RELIEF JUGA ARCA-ARCA DI CANDI BOROBUDUR dan bahasan tersebut penulis jadikan sebagai judul dalam makalah ini. itu candi borobudur? saja dan arti relief yang ada di candi Borobudur? nama arca-arca di candi Borobudur? Tujuan Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu – Mengetahui tentang Candi Borobudur. -Mengetahui tentang relief-relief di Candi Borobudur. – Mengetahui tentang arca-arca di Candi Bororbudur. Manfaat Adapun beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian antara lain -Agar kita bisa tahu Candi Borobudur – Agar kita bisa tahu Relief-relief di Candi Borobudur – Agar kita bisa tahu Arca-arca di Candi Borobudur BAB 2 PEMBAHASAN Apakah Candi Borobudur itu ? Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha berukuran 123 x 123 meter yang terletak di Borobudur,Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut. Borobudur Informasi bangunan Lokasi Kecamatan Borobudur, sekitar 3 Km dari Kota Mungkid ibukotaKabupaten Magelang, Jawa Tengah. Negara Indonesia Kordinat Arsitek Gunadharma Klien Syailendra Awal konstruksi sekitar 770 Masehi Penyelesaian sekitar 825 Masehi Sistem struktural piramida berundak dari susunan blok batu andesit yang saling mengunci Jenis stupa and candi Ukuran luas dasar 123×123 meter, tinggi kini 35 meter, tinggi asli 42 meter termasuk chattra . Apa saja dan arti relief yang ada di candi Borobudur? RELIEF Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuno yang berasal dari bahasa Sanskerta daksina yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain relief-relief cerita jataka. Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya utama dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi lainnya serupa benar. Borobudur tak ubahnya bagaikan kitab yang merekam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa kuno. Banyak arkeolog meneliti kehidupan masa lampau di Jawa kuno dan Nusantara abad ke-8 dan ke-9 dengan mencermati dan merujuk ukiran relief Borobudur. Bentuk rumah panggung, lumbung, istana dan candi, bentuk perhiasan, busana serta persenjataan, aneka tumbuhan dan margasatwa, serta alat transportasi, dicermati oleh para peneliti. Salah satunya adalah relief terkenal yang menggambarkan Kapal Borobusur. Kapal kayu bercadik khas Nusantara ini menunjukkan kebudayaan bahari purbakala. Replika bahtera yang dibuat berdasarkan relief Borobudur tersimpan di Museum Samudra Raksa yang terletak di sebelah utara Borobudur. Adapun susunan dan pembagian relief cerita pada dinding dan pagar langkan candi adalah sebagai berikut. Bagan Relief Tingkat Posisi/letak Cerita Relief Jumlah Pigura Kaki candi asli —– Karmawibhangga 160 Tingkat I dinding a. Lalitawistara 120 b. jataka/awadana 120 langkan a. jataka/awadana 372 b. jataka/awadana 128 Tingkat II dinding Gandawyuha 128 langkan jataka/awadana 100 Tingkat III dinding Gandawyuha 88 langkan Gandawyuha 88 Tingkat IV dinding Gandawyuha 84 langkan Gandawyuha 72 Jumlah 1460 Secara runtutan, maka cerita pada relief candi secara singkat bermakna sebagai berikut Karmawibhangga Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Karmawibhangga adalah naskah yang menggambarkan ajaran mengenai karma, yakni sebab-akibat perbuatan baik dan jahat. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri serial, tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai hubungan sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir – hidup – mati yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan. Kini hanya bagian tenggara yang terbuka dan dapat dilihat oleh pengujung. Foto lengkap relief Karmawibhangga dapat disaksikan di Museum Karmawibhangga di sisi utara candi Borobudur. Lalitawistara Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari surga Tushita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha disebut dharma yang juga berarti “hukum”, sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda. Jataka dan Awadana Jataka adalah berbagai cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan-perbuatan baik, seperti sikap rela berkorban dan suka menolong yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Beberapa kisah Jataka menampilkan kisah fabel yakni kisah yang melibatkan tokoh satwa yang bersikap dan berpikir seperti manusia. Sesungguhnya, pengumpulan jasa atau perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an. Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur Jataka dan Awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura yang hidup dalam abad ke-4 Masehi. Gandawyuha Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari. . Apa nama arca-arca di candi Borobudur? ARCA BUDHA Selain wujud buddha dalam kosmologi buddhis yang terukir di dinding, di Borobudur terdapat banyak arca buddha duduk bersila dalam posisi teratai serta menampilkan mudra atau sikap tangan simbolis tertentu. Patung buddha dengan tinggi 1,5 meter ini dipahat dari bahan batu andesit. Patung buddha dalam relung-relung di tingkat Rupadhatu, diatur berdasarkan barisan di sisi luar pagar langkan. Jumlahnya semakin berkurang pada sisi atasnya. Barisan pagar langkan pertama terdiri dari 104 relung, baris kedua 104 relung, baris ketiga 88 relung, baris keempat 72 relung, dan baris kelima 64 relung. Jumlah total terdapat 432 arca Buddha di tingkat bagian Arupadhatu tiga pelataran melingkar, arca Buddha diletakkan di dalam stupa-stupa berterawang berlubang. Pada pelataran melingkar pertama terdapat 32 stupa, pelataran kedua 24 stupa, dan pelataran ketiga terdapat 16 stupa, semuanya total 72 stupa. Dari jumlah asli sebanyak 504 arca Buddha, lebih dari 300 telah rusak kebanyakan tanpa kepala dan 43 hilang sejak penemuan monumen ini, kepala buddha sering dicuri sebagai barang koleksi, kebanyakan oleh museum luar negeri. Secara sepintas semua arca buddha ini terlihat serupa, akan tetapi terdapat perbedaan halus diantaranya, yaitu pada mudra atau posisi sikap tangan. Terdapat lima golongan mudra Utara, Timur, Selatan, Barat, dan Tengah, kesemuanya berdasarkan lima arah utama kompas menurut ajaran Mahayana. Keempat pagar langkan memiliki empat mudra Utara, Timur, Selatan, dan Barat, dimana masing-masing arca buddha yang menghadap arah tersebut menampilkan mudra yang khas. Arca Buddha pada pagar langkan kelima dan arca buddha di dalam 72 stupa berterawang di pelataran atas menampilkan mudra Tengah atau Pusat. Masing-masing mudramelambangkan lima Dhyani Buddha; masing-masing dengan makna simbolisnya tersendiri. Arca Mudra Melambangkan Dhyani Buddha Arah Mata Angin Lokasi Arca Bhumisparsa mudra Memanggil bumi sebagai saksi Aksobhya Timur Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi timur Wara mudra Kedermawanan Ratnasambhawa Selatan Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi selatan Dhyana mudra Semadi atau meditasi Amitabha Barat Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi barat Abhaya mudra Ketidakgentaran Amoghasiddhi Utara Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi utara Witarka mudra Akal budi Wairocana Tengah Relung di pagar langkan baris kelima teratas Rupadhatusemua sisi Dharmachakra mudra Pemutaran roda dharma Wairocana Tengah Di dalam 72 stupa di 3 teras meling BAB 3 Penutup kesimpulan Candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia, baik dari segi keparawisataan,arkeologi dan pengetahuan. Maka dari itu kita harus menjaga dan mengenalnya lebih jauh, Candi Borobudur adalah candi terbesar agama budha di dunia. Kemegahan Candi Borobudur tidak hanya menunjukan kemampuan rancang bangunan nenek moyang Indonesia yang luar biasa tetapi menunjukan penguasaan ilmu perbintangan . Struktur dari Candi Borobudur merupakan deskripsi dari perjalanan kehidupan manusia dan kaitanya dengan alam semesta yang diyakini oleh warga budha mahayana . Saran Mengelilingi Candi Borobudur tentu sangat melelahkan. Namun kelelahan itu akan terbayar setimpal dengan keindahan yang akan kita dapatkan. Dan didalam area Candi Borobudur banyak ditumbuhi pohon yang rindang, itu dapat digunakan untuk bersantai ria melepas kelelahan. Bila anda pergi ke Yogyakarta jangan lupa untuk mampir ke Borobudur di magelang yang begitu indah dan eksotik karena didalamnya banyak sekali ilmu pengetahuan yang kita dapat. DAFTAR PUSTAKA – –Blog at – – – – LAMPIRAN
Makalah Candi Borobudur KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah dan Pengasih yang telah melimpahkan nikmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga Laporan Study Tour ini dapat tersusun. Laporan Study Tour ini disusun untuk mendeskripsikan objek wisata yang telah kami kunjungi. Kami sadar bahwa tanpa bantuan dari segenap pihak,Laporan Study Tour ini tidak akan dapat terwujud. Oleh karena itu , melalui media ini kami sampaikan ucapan terimakasih kepada bapak dan ibu guru dan semua pihak yang telah memberi saran dan dorongan positif untuk kebaikan Laporan Study Tour ini. Kami hanya dapat berdo’a semoga amal baik Bapak dan Ibu akan mendapatkan balasan kebaikan yang melimpah dari Tuhan Yang Maha Esa,amin. Kami sadar bahwa dalam penulisan Laporan Study ini tentunya banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua pihak, akan kami terima dengan penuh keterbukaan dan senang hati demi sempurnanya Laporan Study Tour. Akhirnya kami hanya dapat berharap Laporan Study Tour ini dapat berguna bagi semua pihak,amin. Ponorogo, 9 November 2015 Penyusun, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Arsitektur merupakan bagian dari Candi Borobudur. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut tentang arsitekur yang ada di Candi Borobudur, mari kita pelajari atau kita kenali tentang arsitektur tersebut. Candi Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu ranah hawa nafsu, Rupadhatu ranah berwujud, dan Arupadhatu ranah tak berwujud. Berpegangan pada latar belakang di atas, penulis mencoba membahas tentang Arsitektur Candi Borobudur. B. TUJUAN KEGIATAN Adapun beberapa manfaat / Tujuan yang dapat diambil dari penelitian antara lain • Agar kita bisa tahu apa itu Candi Borobudur. • Agar kita bisa tahu arsitektur Candi Borobudur • Agar kita tahu fungsi Candi Borobudur di Indonesia BAB II CANDI BOROBUDUR A. Apakah Candi Borobudur itu Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha berukuran 123 x 123 meter yang terletak di Borobudur,Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat dayaSemarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapankehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagaiBudha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut. B. Arsitektur Candi Borobudur Perancangan Borobudur menggunakan satuan ukur tala, yaitu panjang wajah manusia antara ujung garisrambut di dahi hingga ujung dagu, atau jarak jengkal antara ujung ibu jari dengan ujung jari kelingking ketika telapak tangan dikembangkan saja satuan ini bersifat relatif dan sedikit berbeda antar individu, akan tetapi satuan ini tetap pada monumen ini. Penelitian pada 1977 mengungkapkan rasio perbandingan 469 yang ditemukan di monumen ini. Arsitek menggunakan formula ini untuk menentukan dimensi yang tepat dari suatu fraktal geometri perulangan swa-serupadalam rancangan Borobudur. Rasio matematis ini juga ditemukan dalam rancang bangun Candi Mendutdan Pawon di dekatnya. Arkeolog yakin bahwa rasio 469 dan satuan tala memiliki fungsi dan makna penanggalan, astronomi, dan bangunan dapat dibagi atas tiga bagian dasar kaki, tubuh, dan puncak. Dasar berukuran123×123 m × ft dengan tinggi 4 m 13 kaki. Tubuh candi terdiri atas lima batur teras bujursangkar yang makin mengecil di atasnya. Teras pertama mundur 7 m 23 kaki dari ujung dasar teras berikutnya mundur 2 m kaki, menyisakan lorong sempit pada tiap tingkatan. Bagian atasterdiri atas tiga teras melingkar, tiap tingkatan menopang barisan stupa berterawang yang disusun secara konsentris. Terdapat stupa utama yang terbesar di tengah; dengan pucuk mencapai ketinggian 35m 110 kaki dari permukaan tanah. C. Fungsi Candi Borobudur Fungsi Candi Borobudur hampir sam dengan fungsi candi pada umumnya yaitu 1. Tempat penyimpanan relief atau disebut Dhatugarba peninggalan-peninggalan benda suci. 2. Tempat sembahyang atau tempat ibadah umat budha. 3. Merupakan lambang suci bagi umat budha ,cermin nilai-nilai tertinggi agama budha dan mengandung rasa rendah hati yang disadari penciptanya sedalam-dalamnya. 4. Tanda peringatan dan tanda penghormatan bagi sang budha. BAB III PENUTUP A. Hambatan dan Kendala 1. Jarak yang begitu jauh Ponorogo – Yogyakarta membuat kami merasa lelah saat tiba di 2. candi Borobudur Selain jauhnya perjalanan kami dari rumah ke Yogyakarta, juga perjalanan dari lokasi portal 3. 4. 5. candi Borobudur ke puncak candi yang menanjak membuat kami semakin lelah, Banyaknya bangunan candi di candi Borobudur yang sudah mulai rusak Banyak dari kami yang malah sibuk dengan berfoto-foto. Cuaca yang begitu panas B. Kesimpulan dan Kesan • Kesimpulan Candi Borobudur adalah candi terbesar agama budha di dunia. Kemegahan Candi Borobudur tidak hanya menunjukan kemampuan rancang bangunan nenek moyang Indonesia yang luar biasa tetapi menunjukan penguasaan ilmu perbintangan . Struktur dari Candi Borobudur merupakan deskripsi dari perjalanan kehidupan manusia dan kaitanya dengan alam semesta yang diyakini oleh warga budha mahayana , yaitu Kmadhatu , Rupadhatu dan Arupadhatu. • Kesan 1. Saya pribadi mendapatkan banyak pengetahuan dengan diadakanya study tour ini. 2. Saya dapat mengetahui tempat-tempat sejarah yang ada di Yogyakarta 3. Saya dapat menambah pengalaman baik di dalam ilmu pelajaran maupun tidak
Ikhtisar Dengarkan artikel ini Candi BorobudurGilbert Sopakuwa CC BY-ND Candi Borobudur atau kadang-kadang disebut “Barabudur” adalah candi Buddha Mahayana yang berlokasi di dekat kota Muntilan di Pulau Jawa di Indonesia. Dibangun pada masa Dinasti Syailendra sekitar 650-1025 Masehi, Borobudur masih menjadi candi Buddha terbesar di dunia. Umat Buddha di Jawa melakukan ziarah dan ritual-ritual lain di Candi Borobudur sampai sekitar abad ke-14 dan abad ke-15 Masehi sampai candi ini diterlantarkan akibat banyaknya orang Jawa yang berganti agama menjadi Islam. Ditemukan kembali pada tahun 1814, sejak saat itu Borobudur sudah menjadi subyek penelitian yang sangat luas dan subyek investigasi arkeologis oleh orang-orang Belanda dan Jawa. UNESCO menetapkan Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia di tahun 1991 yang sebelumnya direstorasi pada tahun 1970an dan 1980an di bawah pengawasan Presiden Soeharto memerintah 1967-1998 dan UNESCO; candi yang ikonik ini terus memainkan peran penting dalam membentuk estetika, arsitektur dan identitas budaya Indonesia. Candi Borobudur adalah tempat yang paling dikunjungi turis di Indonesia. Geografi dan Sejarah Candi Borobudur berlokasi sekitar 40 km 25 mil ke arah barat laut Yogyakarya dan sekitar 86 km 53 mil ke barat kota Surakarta di Jawa Tengah. Candi ini terletak di wilayah yang berada di antara dua gunung berapi – dan – juga di antara dua sungai – Progo dan Elo. Candi Borobudur berada sangat dekat dengan dua candi Buddha yang lain di Dataran Kedu Candi Pawon dan Candi Mendut. Para sarjana dan arkeolog menduga bahwa pasti ada semacam hubungan antara candi-candi ini; sebab ketiganya berada dalam satu garis lurus. Akan tetapi, maksud dari hal ini masih menjadi perdebatan para sarjana. Apa yang diketahui adalah orang-orang Jawa kuno dan Jawa abad pertengahan, baik beragama Hindu atau Buddha, mengasosiasikan Dataran Kedu dengan produksi pertanian yang melimpah, dan kemudian dianggap salah satu tempat paling sakral di pulau Jawa. Orang-orang kuno menganggap kedua sungai tersebut membawa keberuntungan karena mengingatkan pada sungai Gangga dan sungai Yamuna yang suci di India zaman sekarang. Dan tidak mengejutkan, berkat wilayah yang menguntungkan ini, candi Hindu Gunung Wukir, yang bertanggal sekitar 732 Masehi, terletak hanya 10 km 6 mil di sebelah barat Candi Borobudur, juga di Dataran Kedu. Penganggalan Candi Borobudur dibuat berdasarkan perbandingan artistik dari relief dan inkripsi yang ditemukan di Indonesia dan di tempat laiN. Periode di mana orang-orang Jawa membangun Candi Borobudur diselubungi oleh legenda dan misteri. Tidak ada catatan yang berkaitan dengan pembangunan atau tujuan pembangunannya; dan penanggalan Candi Borobudur dilakukan berdasarkan pada perbandingan artistik dari relief-relief dan inkripsi-inkripsi yang ditemukan di Indonesia dan di tempat lain di penjuru Asia Tenggara. Pengaruh budaya dan agama yang kuat tiba di Indonesia yang sekarang berasal dari anak benua India yang dimulai dari sekitar abad pertama Masehi. Pengaruh ini berkembang pesat dari sekitar tahun 400 Masehi dan seterusnya. Para pedagang beragama Hindu dan Buddha menetap di wilayah ini, menikah dengan penduduk lokal dan memfasilitasi hubungan perdagangan jarak jauh antara orang-orang Jawa asli dan orang India kuno. Selama berabad-abad, orang-orang Jawa mencampurkan kebudayaan dan agama dari India kuno ke dalam budaya mereka sendiri. Nama “Borobudur” itu sendiri adalah subyek perdebatan yang intens para sarjana dan termasuk misteri yang masih belum terpecahkan. Beberapa sarjana berpendapat bahwa nama tersebut berakar dari bahasa Sansekerta Vihara Buddha Uhr atau “Biara Buddha di Bukit”, sementara yang lain berpendapat bahwa Budur tidak lebih merupakan nama tempat dalam bahasa Jawa. Sebuah prasasti bertanggal 842 Masehi menyebutkan Bhumisambharabhudara atau “Gunung Sepuluh Tingkat Kebajikan Bodhisatwa”. Kemungkinan nama “Borobudur” berkaitan dengan “Bharabhudara”. Para ahli sejarah modern saling tidak setuju mengenai peristiwa politik dan budaya yang menyebabkan pembangunan Candi Borobudur. Kemungkinannya adalah bahwa dinasti Hindu Sanjaya pada awalnya mulai membangun kuil Shiwa di tempat Borobudur sekarang berada pada sekitar tahun 775 Masehi dan mereka tidak sanggup menyelesaikannya karena diusir oleh dinasti Syailendra. Akan tetapi harus dicatat bahwa sejarawan Jawa lain memandang dinasti Syailendra dan dinasti Sanjaya sebagai satu dan keluarga yang sama dan bahwa dukungan religius berubah hanya karena keyakinan pribadi. Konsensus umum menyatakan bahwa terdapat dua dinasti yang bersaing yang mendukung agama yang berbeda. Model Candi BorobudurMark Cartwright CC BY-NC-SA Konsensus arkeologis dan ilmiah menempatkan akhir konstruksi Candi Borobudur pada sekitar tahun 800-825 Masehi. Raja Samaratungga memerintah sekitar 790-835 Masehi secara tradisional dianggap sebagai raja Jawa yang mengawasi penyelesaian pembangunan Candi Borobudur. Raja Buddhis, seperti Samaratungga, adalah lawan dari dinasti Hindu Sanjaya dalam rangka perebutan kekuasaan di dalam kerajaan Mataram di Jawa Tengah. Jawa Hindu di bawah pemerintahan dinasti Sanjaya membangun Candi Prambanan – candi Hindu terbesar di Indonesia, berlokasi sekitar 19 km 12 mil ke arah barat Candi Borobudur – di abad yang sama dengan Candi Borobudur, dan sangatlah mungkin bahwa pembangunan Candi Prambanan bersifat politis dan kultural sebagai respon dari pembangunan Candi Borobudur. Selama abad-abad berikutnya, gempa bumi, gunung meletus dan pertumbuhan hutan hujan menyembunyikan Candi Borobudur dari masyarakat Jawa, membuatnya jadi tidak bisa diakses. Yang diketahui adalah umat Buddha melakukan ziarah dan ambil bagian dalam ritual-ritual Buddhis di Candi Borobudur pada periode awal abad pertengahan sampai akhirnya diterlantarkan pada tahun 1400an Masehi. Akar penyebab penelantaran Candi Borobudur masih diperdebatkan, dan alasan-alasan mengapa Candi Borobudur sampai benar-benar terlantar masih tidak diketahui. Diketahui bahawa pada abad ke-10 dan ke-11 Masehi, ibu kota Kerajaan Mataram pindah ke timur menjauhi Candi Borobudur karena disebabkan oleh letusan gunung berapi, yang mungkin mengurangi Candi Borobudur sebagai pusat ziarah. Meski pedagang-pedagang Arab, Persia dan Gujarat membawa Islam masuk ke Indonesia yang sekarang sejak abad ke-8 dan ke-9 Masehi, percepatan perpindahan orang-orang Jawa menjadi Islam mulai meningkat dengan pesat hanya pada abad ke-15 Masehi. Karena masyarakat Jawa berbondong-bondong masuk Islam, masuk akal jika Candi Borobudur menjadi kurang penting. Selama berabad-abad berikutnya, gempa bumi, gunung meletus dan pertumbuhan hutan hujan menyembunyikan Candi Borobudur dari orang-orang Jawa, membuatnya tidak bisa diakses. Meski demikian, ada bukti bahwa Candi Borobudur tidak pernah benar-benar meninggalkan kesadaran kultural orang-orang Jawa. Bahkan setelah berpindah masuk Islam, cerita-cerita dan mitos-mitos Jawa yang muncul belakangan mengasosiasikan Candi Borobudur dengan misteri dan energi negatif. Kapal India KunoMichael J. Lowe CC BY-SA Tahun 1814, Letnan Gubernur-Jendral Thomas Stamford Raffles 1781-1826 yang mengawasi pendudukan Inggris di Hindia Belanda mengizinkan penjelajah Belanda, Hermann Cornelius 1774-1833 untuk mengorganisir sebuah ekspedisi untuk menemukan letak Candi Borobudur, yang hasilnya sukses di tahun yang sama. Di tahun-tahun setelah penemuan kembali Candi Borobudur, pemerintahan Hindia Belanda Timur memperkerjakan dan mengizinkan penelitian arkeologis Candi Borobudur, namun penjarahan menjadi masalah utama di abad ke-19 dan awal abad ke-20 Masehi. Para ahli merekomendasikan agar Candi Borobudur dibiarkan utuh in situ tetap pada tempatnya, dan usaha pertama restorasi dilakukan dari tahun 1907 sampai 1911. Hari ini, Candi Borobudur sekali lagi adalah sebuah situs ziarah Buddhis dan sebuah destinasi pariwisata utama di Asia Tenggara, namun pemerintah Indonesia masih khawatir akan kerusakan akibat banyaknya pengunjung di candi juga masalah lingkungan dan keamanan. Seni dan Arsitektur Candi Borobudur adalah bangunan Buddhis kuno yang monumental dan mengesankan dan di Asia Tenggara hanya bisa disaingi oleh Angkor Wat di Kamboja, Kuil-kuil Buddha Bagan di Myanmar Burma, Kuil Hindu Mỹ Sơn di Vietnam, dan reruntuhan Sukhothai di Thailand. Rancangan Candi Borobudur adalah campuran dari arsitektur bergaya Jawa dan dinasti Gupta, mencerminkan penyatuan antara estetika pribumi dan estetika India dalam Jawa kuno. Lebih dari 500 patung Buddha diletakan di sekitar Candi Borobudur, dan Candi Borobudur memiliki sekitar patung relief. Ukiran-ukiran ini unik karena di dalamnya mengandung ajaran-ajaran Buddha, kehidupan dan kearifan pribadi. Jika dijumlah seluruhnya, Candi Borobudur bisa mengklaim memiliki jumlah ukiran Buddha dalam satu situs terbanyak di dunia. Diketahui bahwa di zaman kuno, para pengukir menghias dan memperindah galeri-galeri candi sebelum semuanya dilapisi cat dan stuko. Metode ini membantu mengawetkan ukiran-ukiran ini selama lebih dari seribu tahun. Diperkirakan lebih dari 1,6 juta blok andesit – batuan vulkanik – digunakan dalam pembangunan Candi Borobudur. Bebatuan ini dipotong dan disatukan dengan metode yang sama sekali tidak menggunakan semen. Candi Borobudur terdiri dari tiga monumen berbeda candi utama di Borobudur dan dua candi yang lebih kecil yang berlokasi di timur candi utama. Kedua candi yang lebih kecil itu adalah Candi Pawon dan Candi Mendut; yang belakangan ini memiliki sebuah patung Buddha yang besar dikelilingi oleh dua Bodhisatwa. Keseluruhannya, Candi Borobudur, Candi Pawon dan Candi Mendut memilki simbol yang menggambarkan jalan yang diambil oleh seseorang untuk menuju Nirwana. Ketiga candi ini berada dalam satu garis lurus. Candi Buddha lain - Candi Ngawen, yang bertanggal abad ke-8 Masehi, berada hanya 10 km 6 mil dari candi utama di Borobudur. Sebuah reruntuhan candi Hindu, Candi Banon, terletak hanya beberapa meter dari Candi Pawon. Struktur candi utama di Borobudur dibangun di atas tiga tingkat dengan dasar berbentuk piramida penuh dengan lima teras persegi, batang kerucut dengan tiga panggung berbentuk lingkaran, dan di tingkat yang lebih tinggi, sebuah stupa besar yang monumental. Relief-relief halus membentuk bagian dinding-dinding candi dan menutupi area seluas kurang-lebih m2 kaki persegi. 72 stupa masing-masing dengan sebuah patung Buddha di dalamnya ditemukan di sekitar panggung bundar Candi Borobudur. Alokasi dan penggambaran ruang ini sesuai dengan konsepsi Buddhis tentang alam semesta. Dalam kosmologi Buddhis, alam semesta dibagi menjadi tiga dunia yang disebut arupadhatu, rupadhatu, and kamadhatu. Arupadhatu diwakili oleh tiga panggung dan stupa besar, rupadhatu diwakili oleh lima teras dan kamadhatu diwakili oleh dasar candi. Daftar Pustaka Borobudur Temple Compounds - National GeographicAccessed 19 Mar 2020. Borobudur Temple Compounds - UNESCO World HeritageAccessed 20 Sep 2018. Brumann, Christoph and David Berliner eds.. World Heritage on the Ground. Berghahn Books, 2018. Dumarcay, Jacques. Borobudur. Thames & Hudson Ltd, 1990. Fontein, Jan. The Sculpture of Indonesia. Harry N Abrams Inc, 1990. Kahin, Audrey. Historical Dictionary of Indonesia. Rowman & Littlefield Publishers, 2015. Miksic, John N. Borobudur Golden Tales of the Buddhas. Tuttle Publishing, 2017. Raffles, Thomas Stamford. The History of Java. University of Michigan Library, 2009. Ricklefs, M. C. A History of Modern Indonesia Since c. 1200. Stanford University Press, 2018. Soekmono, R. Ancient Indonesian Art of the Central and Eastern Javanese Periods. Asia Society Inc, 1971. Ensiklopedia Sejarah Dunia adalah Rekanan Amazon dan mendapatkan komisi atas pembelian buku yang memenuhi syarat. Tentang Penerjemah Penggemar cerita-cerita lama, kisah-kisah kuno dan kejadian-kejadian di masa lalu. Dan seorang penerjemah. Tentang Penulis James adalah penulis dan mantan Profesor Sejarah. Ia memegang gelar MA dalam bidang Sejarah Dunia terutama untuk minatnya terhadap pertukaran lintas budaya dan sejarah dunia. Ia adalah salah satu pendiri World History Encyclopedia dan pernah menjabat sebagai Direktur Komunikasi di sana. Kutip Karya Ini Gaya APA Wiener, J. B. 2018, September 21. Candi Borobudur [Borobudur]. S. Go, Penerjemah. World History Encyclopedia. Diambil dari Gaya Chicago Wiener, James Blake. "Candi Borobudur." Diterjemahkan oleh Sabrina Go. World History Encyclopedia. Terakhir diubah September 21, 2018. Gaya MLA Wiener, James Blake. "Candi Borobudur." Diterjemahkan oleh Sabrina Go. World History Encyclopedia. World History Encyclopedia, 21 Sep 2018. Web. 14 Jun 2023.
karya tulis ilmiah candi borobudur